HALUT, Gapi72 – Di tengah gemerlap potensi Halmahera Utara, sebuah ironi mencuat. Jalan Panaburu, urat nadi perekonomian lima desa, dibiarkan terluka parah. Masyarakat yang geram, memilih patungan, memperbaiki sendiri jalan yang rusak, sebuah aksi protes bisu terhadap pemerintah daerah yang dianggap abai.
Jalan Panaburu, yang terletak di Kecamatan Malifut, menjadi saksi bisu perjuangan warga Desa Tomabaru (Balisosang), Tahane, Sosol, Samsuma, dan Matsa. Mereka, para petani yang menggantungkan hidup pada hasil kebun di kawasan Panaburu, terpaksa merogoh kocek sendiri, mengumpulkan dana antara Rp50 ribu hingga Rp250 ribu per orang, demi memperbaiki jalan yang kondisinya semakin memprihatinkan. Aksi patungan ini bukan sekadar perbaikan jalan, tetapi juga simbol kekecewaan mendalam terhadap pemerintah daerah yang dinilai lamban dalam merespons keluhan mereka.
“Kami sudah lelah menunggu janji. Jalan ini adalah akses utama kami untuk mengangkut hasil kebun. Kalau jalan rusak, bagaimana kami bisa hidup?” ujar seorang warga Desa Tahane dengan nada geram.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menanggapi aksi heroik ini, Mantan Bupati Halmahera Utara, Frans Manery, angkat bicara saat ditemui di Ball Room Bela Hotel (13/10) pada acara Musorprovlub KONI Malut. Ia mengungkapkan bahwa jalan Panaburu sebenarnya sudah masuk dalam rencana anggaran pemerintah daerah. Namun, badai pandemi Covid-19 menerjang, memaksa pemerintah daerah melakukan refocusing anggaran. Dua proyek strategis, yaitu jalan Loloda dan jalan Panaburu, menjadi korban pemangkasan anggaran.
“Saya sangat memahami kekecewaan masyarakat. Sebagai mantan bupati, saya merasa bertanggung jawab atas kondisi ini. Sebenarnya, jalan Panaburu sudah kami anggarkan, tetapi pandemi memaksa kami untuk memprioritaskan penanganan Covid-19,” jelas Frans Manery
jalan Panaburu memiliki panjang sekitar 7 kilometer lebih, sebuah angka yang tidak sedikit untuk ukuran jalan desa. Ia berharap pemerintahan saat ini dapat kembali menganggarkan pembangunan jalan tersebut, mengingat pentingnya jalan Panaburu bagi perekonomian masyarakat setempat.
“Saya berharap kepada pemerintah daerah dan anggota DPR dari dapil setempat untuk bersinergi memperjuangkan anggaran pembangunan jalan Panaburu. Jangan biarkan masyarakat terus berjuang sendiri,” tegasnya.







