HALUT, Gapi72 – Mimpi petani Malifut untuk memiliki jalan tani yang layak sepertinya masih jauh dari kenyataan. Anggota DPRD Halmahera Utara dari Dapil Kao–Malifut, Taufick Max, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas lambannya realisasi usulan pembangunan infrastruktur vital tersebut.
Taufick menegaskan, aspirasi masyarakat bukan sekadar angin lalu, melainkan kebutuhan mendesak yang harus segera diwujudkan. “Jangan sampai petani merasa diabaikan. Jalan tani adalah urat nadi pertanian, tanpa itu produktivitas akan terhambat,” tegasnya dengan nada geram.
Ia mengakui, Pemerintah Daerah Halmahera Utara menghadapi tantangan fiskal yang berat. Namun, Taufick mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah jantung perekonomian daerah, sehingga tidak bisa dikorbankan begitu saja.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bupati dan Wakil Bupati harus lebih kreatif mencari solusi. Jangan hanya mengandalkan Dana Transfer dari Pemerintah Pusat,” sindirnya. “Petani butuh bukti nyata, bukan sekadar janji manis.”
Taufick juga menyoroti pembentukan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) sebagai langkah yang positif, namun belum cukup. Ia mendesak pemerintah daerah untuk lebih serius menggali potensi pendapatan asli daerah (PAD) agar tidak terus bergantung pada bantuan pusat.
“DPRD akan terus mengawal setiap dokumen perencanaan dan penganggaran. Kami tidak akan tinggal diam jika ada program yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat,” ancamnya.
Taufick berharap, Perda Hilirisasi Kelapa dapat menjadi momentum untuk memperkuat sektor pertanian secara menyeluruh, termasuk pembangunan jalan tani. Namun, ia juga mengingatkan bahwa implementasi perda tersebut harus dilakukan dengan serius dan terukur.
“Jangan sampai perda hanya menjadi pajangan di atas kertas. Petani butuh aksi nyata, bukan sekadar retorika,” tegasnya.
Taufick berjanji akan terus memperjuangkan aspirasi masyarakat Malifut, khususnya terkait pembangunan jalan tani. Ia berharap, tahun 2026 mendatang, mimpi petani untuk memiliki infrastruktur yang memadai dapat terwujud.
“Kami akan terus menekan pemerintah daerah agar memprioritaskan pembangunan jalan tani. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal kesejahteraan petani dan ketahanan pangan daerah,” pungkasnya dengan nada penuh semangat.
Apalagi produktivitas petani yang menggunakan jalan tani Panaburu sangat tinggi. Maka Perlu menjadi alasan kuat untuk di perjuangkan.







