JAKARTA, Gapi72 – Gedung KPK mendadak riuh saat Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos, terlihat tergesa-gesa memasuki lobi pada rabu 22/10 Oktober.
Kedatangannya yang diklaim untuk konsultasi MCP, berubah menjadi ajang “interogasi” dadakan oleh awak media.
Saat ditanya soal dugaan kepemilikan saham di PT Karya Wijaya, perusahaan tambang yang tengah disorot, Sherly tampak gugup dan menjawab singkat, “Saya enggak tahu.” Video kepanikan Sherly pun viral di media sosial.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua SEMMI Malut, Sarjan H. Rivai, menilai sikap Sherly mencerminkan ketakutan. “Selama ini hanya pencitraan, begitu ditanya soal tambang langsung terdiam,” ujarnya.
Isu ini mencuat setelah KPK menemukan perbedaan data IUP antara Kementerian ESDM dan KKP. Kepala Satgas Korsup Wilayah V KPK, Dian Patria, menyebut ada potensi tambang ilegal dan tumpang tindih izin di Malut.
Ketua Pemuda Solidaritas Merah Putih (PSMP) Malut, Mudasir Ishak, mengungkap dugaan pencemaran lingkungan di Pulau Gebe akibat limbah tambang PT Karya Wijaya. Bahkan, perusahaan ini diduga beroperasi tanpa izin lengkap dan melanggar UU PWP3K.
Mudasir mendesak aparat hukum menindak tegas pelanggaran ini dan memeriksa seluruh izin tambang bermasalah. Ia juga mengingatkan pesan Presiden Prabowo Subianto untuk menindak tegas tambang ilegal.







