HALUT, Gapi72 – Persiapan Maluku Utara menuju Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2025 melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Maluku Utara menuai kritik tajam. Proses seleksi atlet dituding sarat nepotisme dan tidak profesional, memicu kekecewaan pelatih daerah.
Dispora, yang seharusnya membina prestasi, justru bertindak sewenang-wenang. Bidang Prestasi Dispora Malut dinilai jauh dari transparansi dan keadilan.
Bahrudin M.S Tomagola, pelatih pencak silat Halmahera Utara (Halut), mengungkapkan atletnya yang sudah lolos ke POPNAS 2025 disabotase Dispora. Atlet tersebut telah mengantongi tiket resmi via Pra-POPNAS di Gorontalo.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bahrudin menjelaskan, setelah lolos Pra-POPNAS, Nafsir Johra dari Dispora sempat meminta atlet Halut bersiap untuk tiga nomor tanding dan seni. Namun, Nafsir Johra secara sepihak mengganti atlet Halut dengan atlet dari Ternate dan Tidore.
Lebih parah, salah satu atlet pengganti justru kalah pada Kejurda Ternate sebelumnya. Ironisnya, atlet tersebut diketahui anak binaan perguruan Nafsir Johra sendiri. “Ini ketidakadilan nyata, merusak sportivitas!” tegas Bahrudin.
Ia menilai tindakan ini mencederai pembinaan atlet dan mematikan semangat juang putra-putri daerah yang berjuang membawa nama Maluku Utara. “Jangan sampai semangat anak-anak padam karena oknum Dispora tidak profesional,” ujarnya.
Bahrudin mendesak Kepala Dispora Provinsi Maluku Utara turun tangan dan menindak tegas praktik nepotisme ini. Ia menuntut seleksi atlet dilakukan transparan dan berdasarkan prestasi, bukan kedekatan pribadi.
“Dispora jangan menutup mata. Kami hanya ingin keadilan bagi atlet berprestasi,” pungkasnya.







